Takkan Hilang Melayu Ditelan Zaman. Salah satu motto lembaga Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) itu kini dipertanyakan.
Hal tersebut dikemukakan Ketua MABM Kab Sambas, Ir H Burhanuddin A
Rasyid pada saat halal bihalal dan rakerda MABM di Balairung Sari, Senin
(19/9).
Kegiatan yang dihadiri Bupati Sambas, Ketua MUI Kab Sambas dan
beberapa pengurus MABM Kab Sambas tersebut dijadikan Burhanuddin tempat
menyampaikan kekhawatiran dia akan keberlangsungan dan keberadaan adat
budaya melayu kedepannya.
Kekhawatiran Bupati Sambas 2001-2011 itu
dikarenakan dia merasa adat budaya melayu sekarang ini terasa kendur.
Kab Sambas lanjut dia sebagai daerah mayoritas melayu dirasa sudah
banyak adat dan budaya yang sudah terlupakan, tidak mencerminkan
kemelayuan yang bersendikan syara dan kitabullah. “Hal ini bukan sebagai
bentuk rasa kesukuan yang berlebihan, tetapi sudah menjadi tanggung
jawab sesepuh budaya, puak-puak melayu jika nanti ada orang melayu
meninggalkan adat dan budaya dikarenakan tidak adanya perhatian kita
sekarang ini. Harus kita yang memulai dan memberikan perhatian,” tegas
Burhanuddin.
Sekarang ini, menurut Ketua MABM dan
DDII Kabupaten Sambas ini, persoalan yang dihadapi melayu sangat kompleks,
terutama erat kaitannya dengan pembangunan generasi mudanya. Kata dia,
banyak seni adat dan budaya melayu yang sudah terpinggirkan dan
tergantikan oleh modernisasi teknologi dan pengaruh budaya luar.
“Contohnya cara berpakaian pengantin melayu kita sudah banyak sekarang
ini yang meniru budaya luar, adat istiadat yang muda terhadap yang tua,
seni budaya yang sudah banyak ditinggalkan kaum muda bahkan munkin tidak
dikenal sama sekali, ini harus menjadi perhatian kita bersama,” imbuhnya.(Media Burhanuddin Center)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar