Jumat, 10 Februari 2012

Burhanuddin Percepat Pembangunan di Perbatasan


SAMBAS - Bupati Sambas Ir H Burhanuddin A Rasyid memaparkan konsep Pemerintah Kabupaten Sambas dalam membangun perbatasan dan kesehatan dihadapan menteri Kesehatan RI dan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI di Balairung Sari Rumah Dinas Bupati Sambas, Sabtu (20/3). Kepada rombongan menteri, Burhanuddin menceritakan tentang pembangunan perbatasan di Kecamatan Sajingan.

Dikatakan olehnya, untuk bisa sampai ke perbatasan Aruk-Biawak, setidaknya diperlukan lama perjalanan 14 jam. Perjalanan kesana harus melewati jalur sungai dan berjalan kaki.  Kendaraan roda dua dan empat tidak mampu melintasi medan berat tersebut. Namun itu semua cerita lama. Kini semua telah berubah. Berkat semangat pembangunan dari pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sambas serta dukung penuh dari pemerintah propinsi Kalimantan Barat dan pemerintah pusat, bersama segenap masyarakat perbatasan akhirnya disana terbangun akses jalan dan CIQS yang nantinya diharapkan menjadi beranda terdepan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Dalam pemaparannya, Burhanuddin juga menjelaskan bahwa kondisi fasilitas antara kedua negara, baik bangunan pendidikan dan kesehatan di daerah perbatasan sangatlah bertolak belakang. Untuk memperkecil rentang berbedaan yang ada, Burhanuddin mengharapkan adanya dukungan penuh dari Menteri Kesehatan dan Menteri PDT, khususnya dalam hal pemenuhan sarana pendidikan dan kesehatan.

“Sebelumnya daerah perbatasan ini merupakan daerah yang terisolir. Kini semua telah berubah. Masyarakat kecamatan Sajingan kini sudah ‘merdeka’, walau kondisi antara perbatasan Indonesia dengan Malaysia masih terdapat perbedaan yang sangat jauh, terutama sarana prasaran infrastruktur dan fisik pembangunan,” terang Burhanuddin.

Meski di sisi ketersediaan sarana kesehatan dan pendidikan di kecamatan Sajingan berbanding terbalik kondisinya dengan bangunan pelayanan kesehatan dan pendidikan di Aruk, Malaysia, namun untuk tenaga medis diwilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di Kabupaten Sambas bisa diimbangi. Bahkan, khusus untuk prasarana medis yang ada di Sajingan, termasuk fisik bangunan, perbedaannya tidak kalah jauh.

Berdasarkan data dan informasi mengenai indeks kesehatan kabupaten Sambas, umur harapan hidup rata-rata di kabupaten Sambas masih diatas propinsi Kalbar, yakni 67,8 IMR, dengan angka kematian bayi 43, 01. Propinsi sendiri hanya memiliki angka kematian bayi 44, dan nasional 26 angka kematian ibu atau MMR 399,66 sedangkan propinsi 421,55. Pemkab Sambas telah menganggarkan tunjangan perbatasan dan daerah terpencil, serta menyiapkan kendaraan dinas roda dua bagi tenaga poskesdes dan pustu perbatasan, sementara roda empat untuk dokter spesialis dan prioritas pendidikan. Inilah upaya Pemkab Sambas agar mereka betah bertugas di perbatasan. (Media Burhanuddin Center)

1 komentar:

  1. saya blogger samabas, pecinta seni dan budaya,,,, selalu berusaha mempromosikan Kab Sambas ke dunia luas,,,,,,,, mohon kerjasama nya

    http://sambas-borneo.blogspot.com

    BalasHapus