SAMBAS - Bupati Sambas Ir H Burhanuddin A Rasyid
memaparkan konsep Pemerintah Kabupaten Sambas dalam membangun perbatasan dan
kesehatan dihadapan menteri Kesehatan RI dan Menteri Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal RI di Balairung Sari Rumah Dinas Bupati Sambas, Sabtu (20/3). Kepada
rombongan menteri, Burhanuddin menceritakan tentang pembangunan perbatasan di Kecamatan
Sajingan.
Dikatakan olehnya, untuk bisa sampai ke perbatasan Aruk-Biawak,
setidaknya diperlukan lama perjalanan 14 jam. Perjalanan kesana harus melewati jalur
sungai dan berjalan kaki. Kendaraan roda
dua dan empat tidak mampu melintasi medan berat tersebut. Namun itu semua
cerita lama. Kini semua telah berubah. Berkat semangat pembangunan dari pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Sambas serta dukung penuh dari pemerintah propinsi Kalimantan
Barat dan pemerintah pusat, bersama segenap masyarakat perbatasan akhirnya
disana terbangun akses jalan dan CIQS yang nantinya diharapkan menjadi beranda terdepan
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Dalam pemaparannya, Burhanuddin juga menjelaskan bahwa kondisi
fasilitas antara kedua negara, baik bangunan pendidikan dan kesehatan di daerah
perbatasan sangatlah bertolak belakang. Untuk memperkecil rentang berbedaan yang
ada, Burhanuddin mengharapkan adanya dukungan penuh dari Menteri Kesehatan dan
Menteri PDT, khususnya dalam hal pemenuhan sarana pendidikan dan kesehatan.
“Sebelumnya daerah perbatasan ini merupakan daerah yang
terisolir. Kini semua telah berubah. Masyarakat kecamatan Sajingan kini sudah ‘merdeka’,
walau kondisi antara perbatasan Indonesia dengan Malaysia masih terdapat
perbedaan yang sangat jauh, terutama sarana prasaran infrastruktur dan fisik
pembangunan,” terang Burhanuddin.
Meski di sisi ketersediaan sarana kesehatan dan
pendidikan di kecamatan Sajingan berbanding terbalik kondisinya dengan bangunan
pelayanan kesehatan dan pendidikan di Aruk, Malaysia, namun untuk tenaga medis
diwilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di Kabupaten Sambas bisa diimbangi.
Bahkan, khusus untuk prasarana medis yang ada di Sajingan, termasuk fisik
bangunan, perbedaannya tidak kalah jauh.
Berdasarkan data dan informasi mengenai indeks kesehatan
kabupaten Sambas, umur harapan hidup rata-rata di kabupaten Sambas masih diatas
propinsi Kalbar, yakni 67,8 IMR, dengan angka kematian bayi 43, 01. Propinsi sendiri
hanya memiliki angka kematian bayi 44, dan nasional 26 angka kematian ibu atau
MMR 399,66 sedangkan propinsi 421,55. Pemkab Sambas telah menganggarkan tunjangan
perbatasan dan daerah terpencil, serta menyiapkan kendaraan dinas roda dua bagi
tenaga poskesdes dan pustu perbatasan, sementara roda empat untuk dokter
spesialis dan prioritas pendidikan. Inilah upaya Pemkab Sambas agar mereka
betah bertugas di perbatasan. (Media Burhanuddin Center)
saya blogger samabas, pecinta seni dan budaya,,,, selalu berusaha mempromosikan Kab Sambas ke dunia luas,,,,,,,, mohon kerjasama nya
BalasHapushttp://sambas-borneo.blogspot.com