Sumber Foto : pontianakpost.com
"Agar Kalbar tidak dianggap oposisi di Parlemen, dibutuhkan pemimpin di luar oposisi di parlemen"
SuaraKalbar.com - Guna mempertajam visi dan misinya,
Morkes Effendi dan Burhanuddin A Rasyid, gelar agenda Focus Group
Discussion (FGD) “Expert Meeting” dengan mengundang para ahli.
Dalam acara yang terselenggara atas kerjasama dengan Yayasan Harkat
Bangsa (YHB) Indonesia hadir Dr. Jaleswari Pramodhawardani (Peniliti
LIPI), Philips J Vermonte (Peneliti CSIS), Professor Syarif Ibrahim
Alqadrie M.Si (Dosen Universitas Tanjung Pura), Dr. Marcus Lukman, S.H.,
M.H (Dosen Universitas Tanjung Pura), Prof. Edy Suratman (Dosen
Universitas Tanjung Pura), Drs. Gusti Suryansyah Amiruddin, M.Si
(Budayawan), H Zulfadli (Anggota DPR-RI), dan DR Leo Sutrisno.
Dalam agenda tersebut, Morkes mengatakan bila tujuan dari FGD dengan
mendatangkan para ahli merupakan rangkaian akhir dari FGD yang pernah
dilakukian partai Golkar di 14 Kota/Kabupaten di Kalbar. “Setelah
mendengar apa yang diingkan rakyat, kami ingin meminta saran pada para
ahli untuk merumuskan prioritas dan model kebijakan yang tepat bagi
Kalbar,” urainya.
Selain itu, Morkes juga menegaskan bila dirinya secara mental sangat siap untuk maju sebagai Gubernur Kalbar. “Secara fisik, mental dan organisasi pemenangan kami sudah siap menghadapi Pilgub mendatang,”
Sementara itu, Direktur YHB Indonesia mengatakan, Indra J Piliang, FGD
ini adalah metode partisipatif, sekaligus juga menunjukkan bahwa masalah
Kalbar memerlukan kehadiran expert dari dalam dan luar Kalbar.
Lebih lanjut ia menegaskan bila visi misi yang akan diusung Pak Morkes
dan Pak Burhan nantinya, merupakan susunan dari ide, gagasan, suara
masyarakat, penelitian, pengamatan, serta pendapat para ahli yang
kesemuanya merupakan panduan kerja yang akan dilakukan keduanya bila
terpilih.
Indra yang juga merupakan pengurus DPP Golkar menambahkan untuk
menyelesaikan problem-problem di Kalbar tidak cukup hanya dengan visi
misi tetapi perlu didukung dengan kekuatan parlemen.
Dikatakannya, perlu hubungan baik dan posisi tawar yang kuat antara
Kalbar dengan Pemerintah Pusat sehingga Kalbar bisa lebih maju. “Agar
Kalbar tidak dianggap oposisi di Parlemen, dibutuhkan pemimpin di luar
oposisi di parlemen,” terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar