Senin, 28 Mei 2012
Zulfadhli : Kalbar Perlu Pemimpin Yang Memiliki Jaringan Kuat di Pusat
Selasa, 29 Mei 2012 - 11:28:42 WIB
Kategori: Berita
Oleh : Muhammad Alex
Untuk membangun Kalbar yang maju, adil dan sejahtera. Sinergisitas antara pusat dan daerah wajin terbentuk. Sinergisitas yang dimaksud adalah hubungan baik yang terikat kokoh sekaligus bargaining position yang kuat.
“Tanpa sinergistas tersebut, Kalbar akan sangat susah berkembang. Apalagi di Kalbar, pada posisi punya ketergantungan besar terhadap pemerintah pusat,” ujar Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) DPD Partai Golkar Kalbar Ir Zulfadhli menambahkan,
Menurutnya, pemerintah pusat dalam hal ini partai koalisi pemerintah dipastikan sangat ingin mendorong bagaimana pemimpin di daerah yang berasal dari partai koalisi untuk sinergis dan sinkron dengan pusat. Dengan demikian akses dan peluang untuk membesarkan daerah akan besar.
“Kalau tidak maka sulit untuk daerah itu bisa memanfaatkan peluang yang ada di pusat. Kalau ingin mendapat akses ke pusat pemimpin harus yang berada di partai koalisi pemerintahan. Golkar siap mem-backup Pak Morkes di pusat,” tegas Zulfadhli saat menghadiri agenda FGD Expert-Meeting Visi-Misi Morkes Effendi-Burhanuddin A Rasyid, Minggi (27/5/2012).
Ditambahkanya, pemimpin Kalbar sekarang berasal dari partai opisi yang bagaimanapun sangat berpengaruh dalam membina hubungan dengan daerah.
Selainitu, Zulfadhli juga menambahkan bila konsolidasi parti dan partai koalisi akan segera digerakan. “Mesin sudah siap, tinggal bergerak. Sehabis pendaftaran nanti mesin akan kami pacu semaksimal mungkin,” ujarnya.
Targetnya hanya satu, memenangkan Gubernur Kalbar, tegasnya.
Datangkan Ahli, Morkes Siap Kampanye
Sumber Foto : pontianakpost.com
"Agar Kalbar tidak dianggap oposisi di Parlemen, dibutuhkan pemimpin di luar oposisi di parlemen"
SuaraKalbar.com - Guna mempertajam visi dan misinya,
Morkes Effendi dan Burhanuddin A Rasyid, gelar agenda Focus Group
Discussion (FGD) “Expert Meeting” dengan mengundang para ahli.
Dalam acara yang terselenggara atas kerjasama dengan Yayasan Harkat
Bangsa (YHB) Indonesia hadir Dr. Jaleswari Pramodhawardani (Peniliti
LIPI), Philips J Vermonte (Peneliti CSIS), Professor Syarif Ibrahim
Alqadrie M.Si (Dosen Universitas Tanjung Pura), Dr. Marcus Lukman, S.H.,
M.H (Dosen Universitas Tanjung Pura), Prof. Edy Suratman (Dosen
Universitas Tanjung Pura), Drs. Gusti Suryansyah Amiruddin, M.Si
(Budayawan), H Zulfadli (Anggota DPR-RI), dan DR Leo Sutrisno.
Dalam agenda tersebut, Morkes mengatakan bila tujuan dari FGD dengan
mendatangkan para ahli merupakan rangkaian akhir dari FGD yang pernah
dilakukian partai Golkar di 14 Kota/Kabupaten di Kalbar. “Setelah
mendengar apa yang diingkan rakyat, kami ingin meminta saran pada para
ahli untuk merumuskan prioritas dan model kebijakan yang tepat bagi
Kalbar,” urainya.
Selain itu, Morkes juga menegaskan bila dirinya secara mental sangat siap untuk maju sebagai Gubernur Kalbar. “Secara fisik, mental dan organisasi pemenangan kami sudah siap menghadapi Pilgub mendatang,”
Sementara itu, Direktur YHB Indonesia mengatakan, Indra J Piliang, FGD
ini adalah metode partisipatif, sekaligus juga menunjukkan bahwa masalah
Kalbar memerlukan kehadiran expert dari dalam dan luar Kalbar.
Lebih lanjut ia menegaskan bila visi misi yang akan diusung Pak Morkes
dan Pak Burhan nantinya, merupakan susunan dari ide, gagasan, suara
masyarakat, penelitian, pengamatan, serta pendapat para ahli yang
kesemuanya merupakan panduan kerja yang akan dilakukan keduanya bila
terpilih.
Indra yang juga merupakan pengurus DPP Golkar menambahkan untuk
menyelesaikan problem-problem di Kalbar tidak cukup hanya dengan visi
misi tetapi perlu didukung dengan kekuatan parlemen.
Dikatakannya, perlu hubungan baik dan posisi tawar yang kuat antara
Kalbar dengan Pemerintah Pusat sehingga Kalbar bisa lebih maju. “Agar
Kalbar tidak dianggap oposisi di Parlemen, dibutuhkan pemimpin di luar
oposisi di parlemen,” terangnya.
Jembatan Emas Utara-Selatan
"Kami ingin menghubungkan kekuatan utara dan selatan di sepanjang pantai
Kalbar. Mudah-mudahan membangkitkan semangat masyarakat, bukan hanya di
pesisir, tetapi juga pedalaman." (Morkes-Burhanuddin)
Morkes-Burhanuddin Makin Mapan
Suarakalbar.com - Ketika banyak calon gubernur yang
masih mencari dukungan dari partai politik, Morkes Effendi bergerak cepat.
Komunikasi politik secara tingkat tinggi dijalin, bukan saja di Pontianak,
melainkan juga di Jakarta. Tidak tanggung-tanggung, tokoh masyarakat Sambas,
Burhanuddin Ar Rasyid diboyong sebagai pasangan.
"Ya, kami sering bertemu untuk berdiskusi. Terakhir, Pak Burhanuddin datang ke Ketapang, ketika saya mengadakan acara dengan masyarakat," kata Morkes Effendi, ketika ditanya Suara Kalbar.
"Ya, kami sering bertemu untuk berdiskusi. Terakhir, Pak Burhanuddin datang ke Ketapang, ketika saya mengadakan acara dengan masyarakat," kata Morkes Effendi, ketika ditanya Suara Kalbar.
Kedekatan Morkes dengan
Burhanuddin sudah dijalin sejak sama-sama menjadi Bupati di Kalbar. Morkes
pernah menjadi Bupati Ketapang sejak tahun 2000-2010. Sementara, Burhanuddin
menjadi Bupati Sambas sejak 2001-2011. Boleh dikatakan, Burhanuddin adalah
tokoh wilayah utara Kalbar, sementara Morkes menjadi tokoh wilayah selatan
Kalbar.
"Kami ingin menghubungkan
kekuatan utara dan selatan di sepanjang pantai Kalbar. Mudah-mudahan
membangkitkan semangat masyarakat, bukan hanya di pesisir, tetapi juga
pedalaman. Tetapi, sampai sejauh ini, belum ada keputusan resmi," ujar
Gusti Hersan, tokoh Partai Golkar Kalimantan Barat.
Partai Golkar sama sekali tak
membutuhkan partai lain untuk mengusung pasangan sendiri. Akan tetapi, partai
ini tetap melakukan komunikasi dengan partai-partai lain.
"Di pemerintahan pusat, kami
kan bergabung dalam Sekretariat Gabungan. Jadi, kami berkomunikasi dengan
Partai Demokrat, PAN, PKS, PPP, dan PKB. Namun tak menutup diri untuk
partai-partai lain," ujar Adang Gunawan, sekretaris DPD Partai Golkar
Kalbar.
Sementara itu, Ketua Balitbang
DPP Partai Golkar, Indra J Piliang, menyampaikan bahwa kemungkinan duet
Morkes-Burhanuddin sangat besar.
"DPP Partai Golkar belum
memberikan keputusan resmi. Mungkin akhir April 2012. Tapi Ketua Umum Aburizal
Bakrie menegaskan pentingnya komunikasi dengan semua partai, terutama yang
bergabung di pemerintahan nasional. Bagaimanapun, Kalbar membutuhkan dukungan
politik maksimal dari pusat," ujar Indra J Piliang.
Dari status facebook Dato Morkes
Effendi, bisa dibaca pertemuan Morkes dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar
Aburizal Bakrie, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Fadel Muhammad, didampingi
oleh Indra J Piliang dan Adang Gunawan. Pertemuan itu terjadi pada hari Rabu,
tanggal 14 Maret 2012.
"Pertemuan biasa saja. Kami
banyak bicara soal Kalbar ke depan," ujar Morkes, ketika ditanya soal
pertemuan itu. Namun, kelihatan sekali Morkes semakin sumringah usai
pertemuan itu.
Apa itu lampu hijau dari DPP Partai Golkar? Kita lihat saja nanti.
Apa itu lampu hijau dari DPP Partai Golkar? Kita lihat saja nanti.
Hatta : PAN Jangan Minta Uang Saat Pilkada Antara
ANTARA, Pontianak - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Hatta
Rajasa mengingatkan kadernya untuk tidak meminta uang pada saat
pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
Menurut dia, PAN harus membangun budaya tersebut supaya tidak membebani yang akan diusung. Ia mengaku sudah meminta empat atau lima orang pengurus untuk menyingkir dari kepengurusan karena terbukti melakukan hal itu.
Ia menambahkan, saat pelaksanaan pilkada, partai boleh memilih siapapun untuk diusung sebagai calon kepala daerah. "Tetapi setelah itu, kalau menang, bukan lagi milik partai politik. Melainkan sudah milik rakyat," ucapnya, menegaskan.
Ia melanjutkan, partai juga harus berlomba-lomba dalam kebaikan, bukan malah sebaliknya.
Saat kunjungan tersebut, sejumlah figur yang dikabarkan bakal diusung Partai Amanat Nasional pada pemilihan kepala daerah juga hadir.Yakni Ketua DPD Partai Golkar Kalbar Morkes Effendi yang digadang-gadang bakal berpasangan dengan Burhanuddin A Rasyid, salah satu pengurus PAN. Burhanuddin yang mantan Bupati Sambas dua periode bahkan sudah memasang "banner" diri berlatarbelakang PAN di berbagai lokasi yang strategis.
Hadir pula mantan Wali kota Singkawang Awang Ishack yang sudah dipastikan akan diusung Partai Amanat Nasional dalam pemilihan Wali kota Singkawang.Pilkada Kota Singkawang dan Provinsi Kalbar dilakukan secara bersamaan yakni pada 20 September mendatang.Ketua DPW PAN Kalbar, Ikhwani A Rahim saat ditanya tentang figur yang diusung partai tersebut untuk Pilkada Kalbar, enggan menjawab. "Ketua Umum yang nanti akan memberitahukan," kata Ikhwani A Rahim. (tp)
Burhan Kantongi Restu Hatta Rajasa
PONTIANAK POST, PEMANGKAT—Kandidat Wakil
Gubernur dari Partai Golkar, Burhanuddin A Rasyid mengungkapkan bahwa
dirinya sudah mengantongi restu dari DPP PAN, Hatta Rajasa untuk
berpasangan dengan Morkes Effendi. Meski sampai sekarang restu dan
dukungan Hatta itu masih dalam tahap informal, Burhanuddin yakin
keputusan resmi yang nanti diterbitkan oleh DPP PAN tidak akan
melenceng.
Optimisme ini berangkat dari hasil koordinasinya dengan Hatta Rajasa beberapa hari lalu. “Secara prosedural kami sudah lapor ke PAN. Dan DPP tidak membantah pasangan ini (Morkes-Burhanuddin). Hanya saja kita tetap tunggu prosedur, surat tertulis dari DPP,” katanya di sela menghadiri acara silaturahmi dan tumpang salok bersama H Morkes Effendi-Hj Suma Jenny Heryati beserta dirinya dengan masyarakat Desa Penjajab, Kecamatan Pemangkat, Kamis (3/5).
Menurut Burhanuddin, paling lambat keputusan resmi DPP PAN akan diterbitkan pada 16 Mei nanti bersamaan dengan rencana kedatangan Hatta Rajasa ke Kalbar. Dari pembicaraannya dengan Hatta Rajasa, kader PAN ini sangat yakin arah dukungan partainya akan jatuh kepada pasangan Morkes-Burhanuddin. “Sekarang memang sedang menunggu surat keputusan DPP. Tetapi saya yakin dan percaya nanti tidak akan terjadi perubahan,” ungkapnya. Namun, sebagai seorang kader, Burhanuddin mengaku akan tetap menaati semua mekanisme yang ada di internal PAN dan akan tetap menunggu terbitnya surat keputusan resmi.
Optimisme ini berangkat dari hasil koordinasinya dengan Hatta Rajasa beberapa hari lalu. “Secara prosedural kami sudah lapor ke PAN. Dan DPP tidak membantah pasangan ini (Morkes-Burhanuddin). Hanya saja kita tetap tunggu prosedur, surat tertulis dari DPP,” katanya di sela menghadiri acara silaturahmi dan tumpang salok bersama H Morkes Effendi-Hj Suma Jenny Heryati beserta dirinya dengan masyarakat Desa Penjajab, Kecamatan Pemangkat, Kamis (3/5).
Menurut Burhanuddin, paling lambat keputusan resmi DPP PAN akan diterbitkan pada 16 Mei nanti bersamaan dengan rencana kedatangan Hatta Rajasa ke Kalbar. Dari pembicaraannya dengan Hatta Rajasa, kader PAN ini sangat yakin arah dukungan partainya akan jatuh kepada pasangan Morkes-Burhanuddin. “Sekarang memang sedang menunggu surat keputusan DPP. Tetapi saya yakin dan percaya nanti tidak akan terjadi perubahan,” ungkapnya. Namun, sebagai seorang kader, Burhanuddin mengaku akan tetap menaati semua mekanisme yang ada di internal PAN dan akan tetap menunggu terbitnya surat keputusan resmi.
Dalam kesempatan ini, Mantan-Bupati Sambas dua periode itu pun
menyampaikan optimismenya di ajang pilgub nanti. Sebagai seorang muslim,
kata Burhanuddin, optimistis adalah suatu keniscayaan. Khusus di
Kabupaten Sambas, ia yakin akan mampu mengumpulkan 80 persen suara. Hal
ini berkaca pada pengalaman Pilbup Sambas beberapa tahun lalu yang
berhasil dimenangkannya. Dalam pilgub nanti, Morkes-Burhanuddin juga
yakin menang.
Menurut Burhanuddin, untuk meraih kemenangan, kuncinya adalah “duit”. “Tetapi bukan duit yang bergambar seratus ribu. Duit itu yakni doa, usaha, ilmu dan tawakal,” katanya. Di sisi lain, ia juga mengakui bahwa di Kabupaten Sambas, tingkat partisipasi pemilih relatif rendah. Dalam pilgub yang lalu, sekitar 30 persen pemilih di Kabupaten Sambas tidak menggunakan hak suaranya. Masalah ini menjadi salah salah satu perhatian serius dari pasangan Morkes-Burhanuddin. +
Kata Burhan, ada berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi pemilih di Kabupaten Sambas. Salah satunya adalah banyaknya warga Sambas yang tidak bisa memilih karena bekerja di luar negeri. Ke depan, akan diupayakan agar warga yang bekerja di luar negeri ini dapat pulang. “Ada sekitar 30 ribu orang Sambas jadi TKI,” ungkapnya.
Menurut Burhanuddin, untuk meraih kemenangan, kuncinya adalah “duit”. “Tetapi bukan duit yang bergambar seratus ribu. Duit itu yakni doa, usaha, ilmu dan tawakal,” katanya. Di sisi lain, ia juga mengakui bahwa di Kabupaten Sambas, tingkat partisipasi pemilih relatif rendah. Dalam pilgub yang lalu, sekitar 30 persen pemilih di Kabupaten Sambas tidak menggunakan hak suaranya. Masalah ini menjadi salah salah satu perhatian serius dari pasangan Morkes-Burhanuddin. +
Kata Burhan, ada berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi pemilih di Kabupaten Sambas. Salah satunya adalah banyaknya warga Sambas yang tidak bisa memilih karena bekerja di luar negeri. Ke depan, akan diupayakan agar warga yang bekerja di luar negeri ini dapat pulang. “Ada sekitar 30 ribu orang Sambas jadi TKI,” ungkapnya.
Selain itu, akan diupayakan pula untuk menggencarkan
sosialisasi serta merekrut relawan yang membantu pemilih agar dapat
datang ke TPS, misalnya bagi pemilih cacat. Dengan demikian, diharapkan
partisipasi pemilih dapat meningkat. Di tempat yang sama, Morkes
Effendi juga berkeyakinan bahwa PAN akan
berkoalisi dengan Golkar menuju KB 1. “Yang jelas PAN sudah tidak masalah, karena Pak Burhanuddin itu dari PAN,” tegasnya. Bahkan, dalam waktu yang tidak terlalu lama, partai-partai lain juga akan bergabung. Ketua DPD Partai Golkar Kalbar ini optimistis mampu meraih perolehan suara signifikan di Ketapang, KKU, Mempawah, Sambas, serta Kota Pontianak terutama di kampung dalam, Pontianak Timur. Kampung Dalam Kota Pontianak adalah tanah asal ayah kandungnya.
berkoalisi dengan Golkar menuju KB 1. “Yang jelas PAN sudah tidak masalah, karena Pak Burhanuddin itu dari PAN,” tegasnya. Bahkan, dalam waktu yang tidak terlalu lama, partai-partai lain juga akan bergabung. Ketua DPD Partai Golkar Kalbar ini optimistis mampu meraih perolehan suara signifikan di Ketapang, KKU, Mempawah, Sambas, serta Kota Pontianak terutama di kampung dalam, Pontianak Timur. Kampung Dalam Kota Pontianak adalah tanah asal ayah kandungnya.
Saat ini Morkes terus
melakukan pendekatan kepada seluruh kelompok masyarakat yang ada di
Kalbar.Sementara saat dikonfirmasi, Sekretaris DPW PAN Kalbar Sy Izhar
Asyyuri menegaskan, sejauh ini belum ada penetapan resmi dari DPP
terkait bakal calon yang akan diusung PAN pada pilgub nanti.
Menurutnya, restu dan keputusan resmi dari PAN harus dibedakan. “Sampai
detik ini belum ada sepotong surat pun dari DPP PAN yang
mendefenitifkan calon,” kata Izhar yang juga menjabat sebagai ketua tim
pilkada wilayah PAN ini. Tim Pilkada, sambung dia, juga berharap agar
keputusan resmi itu cepat terbit sehingga tidak terkesan
terombang-ambing.
“Harus dipahami, ini bukanlah permainan PAN. Kami memegang teguh aturan di internal partai. Kalau nanti sudah ditetapkan, akan segera disampaikan,” ujarnya.
Terkait rencana kedatangan Hatta Rajasa ke Kalbar, Izhar mengatakan, pihaknya memang meminta agar Ketum DPP PAN itu untuk datang ke Pontianak guna melantik pengurus DPW PAN Kalbar dalam waktu dekat. Jika dalam dua tiga hari ini keputusan terkait pencalonan sudah terbit, kemungkinan kedatangan Hatta Rajasa nanti sekaligus juga untuk mengumumkan keputusan DPP tersebut. (ron)
“Harus dipahami, ini bukanlah permainan PAN. Kami memegang teguh aturan di internal partai. Kalau nanti sudah ditetapkan, akan segera disampaikan,” ujarnya.
Terkait rencana kedatangan Hatta Rajasa ke Kalbar, Izhar mengatakan, pihaknya memang meminta agar Ketum DPP PAN itu untuk datang ke Pontianak guna melantik pengurus DPW PAN Kalbar dalam waktu dekat. Jika dalam dua tiga hari ini keputusan terkait pencalonan sudah terbit, kemungkinan kedatangan Hatta Rajasa nanti sekaligus juga untuk mengumumkan keputusan DPP tersebut. (ron)
Jum'at, 04 Mei 2012 , 08:48:00
|
||
Morkes: Siap Lahir dan Batin
EQUATOR, PONTIANAK--Calon Gubernur Kalbar H Morkes Effendi SPd MH menyatakan kesiapan
mental dan fisik serta organisasi politiknya untuk mendaftar ke KPU pada
Juni mendatang. “Secara fisik, mental, dan organisasi sudah siap. Sudah
ada SK penetapan dari Partai Golkar untuk saja maju bersama Burhanuddin
A Rasyid,” katanya.
Disinggung soal visi-misi, mantan Bupati Ketapang dua periode ini
menjelaskan, itu dibuat dari hasil FGD yang sudah dilaksanakan di 14
kabupaten/kota se-Kalbar. Masalah utama adalah soal infrastruktur yang
perlu mendapat perhatian serius hingga ke daerah perbatasan dan daerah
terpencil. Setelah itu barulah pada persoalan kesejahteraan, pendidikan,
dan kesehatan.
Morkes mengatakan untuk menetapkan prioritas pembangunan nantinya haruslah bertanya kepada masyarakat. Program-program pembangunan itu nantinya juga harus berkeadilan, sehingga terjadi pemerataan, tidak ada kecemburuan. “Pemekaran wilayah juga mutlak dilakukan. Itu juga salah satu solusi untuk mempercepat pembangunan yang berkeadilan,” tambahnya.
Sebagai pemimpin, Morkes menegaskan jangan menunjukkan hal-hal yang berbau provokasi. Contoh kecil, rumah dinas dicat warna yang identik dengan partainya, kemudian VIP Bandara Supadio dicat warna merah. “Harus dimulai dari pemerintah. Kalau jadi gubernur, saya tidak boleh mengecat rumah dinas warna kuning. Karena dari contoh kecil itu saja sudah menunjukkan provokasi secara tidak langsung,” tuntas dia. (jul/*)
Morkes mengatakan untuk menetapkan prioritas pembangunan nantinya haruslah bertanya kepada masyarakat. Program-program pembangunan itu nantinya juga harus berkeadilan, sehingga terjadi pemerataan, tidak ada kecemburuan. “Pemekaran wilayah juga mutlak dilakukan. Itu juga salah satu solusi untuk mempercepat pembangunan yang berkeadilan,” tambahnya.
Sebagai pemimpin, Morkes menegaskan jangan menunjukkan hal-hal yang berbau provokasi. Contoh kecil, rumah dinas dicat warna yang identik dengan partainya, kemudian VIP Bandara Supadio dicat warna merah. “Harus dimulai dari pemerintah. Kalau jadi gubernur, saya tidak boleh mengecat rumah dinas warna kuning. Karena dari contoh kecil itu saja sudah menunjukkan provokasi secara tidak langsung,” tuntas dia. (jul/*)
Fadel: Tiga Tugas buat Morkes-Burhan
EQUATOR, PONTIANAK--Partai Golkar memilih kader internalnya, H Morkes Effendi SPd MH untuk maju ke Pilkada Kalbar 2012 berpasangan dengan Ir H Burhanuddin A Rasyid dari Partai Amanat Nasional (PAN).
“Golkar telah menentukan sikap untuk pemilihan kepala daerah di
Kalbar. Ini berdasarkan keputusan rapat Tim Pilkada Pusat tanggal 28
April lalu yang membahas pemilihan dan penetapan calon kepala daerah
Provinsi Kalbar, yang dipimpin langsung Pak Ketum,” ungkap Wakil Ketua
Umum DPP PG Ir Fadel Muhammad
saat menggelar konferensi pers didampingi Morkes-Burhan dan jajaran
pengurus DPP serta DPD PG Kalbar di Gedung Jamrud, tadi malam (29/4).
Dalam SK Nomor: R-357/GOLKAR/IV/2012 tertanggal 28 April 2012 yang ditandatangani Ketum dan Sekjen DPP itu, selain menetapkan dan mengesahkan Morkes Effendi sebagai Calon Gubernur Kalbar, DPP PG juga menetapkan kader Wasekjen Bapillu DPP PAN Ir H Burhanuddin A Rasyid sebagai Calon Wakil Gubernur Kalbar.
Kedatangan Fadel ke Kalbar sekaligus menutup acara rangkaian fungsionaris di seluruh kabupaten/kota yang hari ini berakhir di Kota Pontianak. “Malam ini kita akan silaturahmi dengan tokoh masyarakat, pimpinan dewan partai tingkat DPD I maupun DPD II PG dalam rangka menjelaskan keputusan DPP PG,” kata Fadel.
Partai Golkar, lanjutnya, mengharapkan ada koalisi dari partai-partai lain. Karena Golkar adalah partai terbuka, yang ingin dalam pemilukada itu banyak partai lain bergabung. “Untuk proses berikutnya, yang disebutkan dengan koalisi akan kita laksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang akan kita laksanakan,” jelas Fadel.
Dia mengungkapkan, untuk menentukan pilihan pasangan Morkes-Burhan diakunya memerlukan waktu dan proses yang cukup panjang. “Kita melaksanakan beberapa survei dan minta pandangan dari tokoh masyarakat. Juga melihat kinerja kedua tokoh ini pada masa lalu. Kinerja mereka memiliki track record yang bagus. Kita siap memenangkan pilkada dengan berbagai strategi yang sudah kita siapkan,” tegas Fadel.
Apa keinginan Partai Golkar dalam mendorong kedua tokoh ini maju? Dirinya mengungkapkan, Golkar menghendaki tiga hal. Pertama, meminta kepada pasangan ini agar ke depan Kalbar dikembangkan ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan adalah pemahaman agar supaya masyarakat bawah berkesempatan untuk menaikkan pendapatan mereka dengan program yang dimiliki DPP.
Kedua, kata Fadel, kedua tokoh ini melaksanakan pembangunan pertanian, perikanan, dan peternakan. Hal ini diharapkan membuat masyarakat semakin hari semakin maju. Karena ini adalah hal yang sangat dibutuhkan masyarakat Kalbar.
“Ketiga, kita minta kepada tokoh ini untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Kalbar yang tertinggal. Contohnya banyak jalan yang berlubang, air bersih, dan sebagainya. Kita akan membuat konsep-konsep yang bagus agar mereka bisa melaksanakan. Duit dari APBN kita dorong, kita yang memegang badan anggaran. Dan swasta tetap kita bawa ke sini,” janjinya.
Fadel mengatakan perlu membangun koalisi besar bersama PG, seperti pengalamannya baik sebagai calon gubernur, dan saat mengatur beberapa gubernur di beberapa daerah. Dibutuhkan koalisi untuk memperkuat PG ke depan. “Prosesnya bisa seminggu, bisa dua minggu, bisa sebulan. Kita terbuka bagi partai parlemen maupun nonparlemen, silakan bergabung dengan kita,” jelasnya.
Lalu bagaimana dengan wacana one by one yang sudah digemakan dalam Pilkada Kalbar ini? Bagi Golkar, kata Fadel, tidak ada masalah satu lawan satu atau satu lawan lima. Tokoh yang punya potensi dan penilaian masyarakat bagus, silakan calonkan diri.
“Partai-partai silakan menampungnya, tidak pernah dipikirkan Golkar satu lawan-satu. Cornelis juga bagus punya kinerja yang baik memimpin daerah ini. Dan kami juga akan bekerja dengan baik, jadi tidak ada rencana satu lawan satu. Siapa yang rakyat anggap baik, silakan maju,” pungkas Fadel.
Pada acara penyampaian keputusan DPP itu, seluruh pengurus DPD PG se-Kalbar hadir. Begitu juga pimpinan partai koalisi tingkat provinsi yakni PAN, PBR, PKS, dan Partai Hanura. Namun PPP tidak terlihat pada acara tersebut. (jul)
Dalam SK Nomor: R-357/GOLKAR/IV/2012 tertanggal 28 April 2012 yang ditandatangani Ketum dan Sekjen DPP itu, selain menetapkan dan mengesahkan Morkes Effendi sebagai Calon Gubernur Kalbar, DPP PG juga menetapkan kader Wasekjen Bapillu DPP PAN Ir H Burhanuddin A Rasyid sebagai Calon Wakil Gubernur Kalbar.
Kedatangan Fadel ke Kalbar sekaligus menutup acara rangkaian fungsionaris di seluruh kabupaten/kota yang hari ini berakhir di Kota Pontianak. “Malam ini kita akan silaturahmi dengan tokoh masyarakat, pimpinan dewan partai tingkat DPD I maupun DPD II PG dalam rangka menjelaskan keputusan DPP PG,” kata Fadel.
Partai Golkar, lanjutnya, mengharapkan ada koalisi dari partai-partai lain. Karena Golkar adalah partai terbuka, yang ingin dalam pemilukada itu banyak partai lain bergabung. “Untuk proses berikutnya, yang disebutkan dengan koalisi akan kita laksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang akan kita laksanakan,” jelas Fadel.
Dia mengungkapkan, untuk menentukan pilihan pasangan Morkes-Burhan diakunya memerlukan waktu dan proses yang cukup panjang. “Kita melaksanakan beberapa survei dan minta pandangan dari tokoh masyarakat. Juga melihat kinerja kedua tokoh ini pada masa lalu. Kinerja mereka memiliki track record yang bagus. Kita siap memenangkan pilkada dengan berbagai strategi yang sudah kita siapkan,” tegas Fadel.
Apa keinginan Partai Golkar dalam mendorong kedua tokoh ini maju? Dirinya mengungkapkan, Golkar menghendaki tiga hal. Pertama, meminta kepada pasangan ini agar ke depan Kalbar dikembangkan ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan adalah pemahaman agar supaya masyarakat bawah berkesempatan untuk menaikkan pendapatan mereka dengan program yang dimiliki DPP.
Kedua, kata Fadel, kedua tokoh ini melaksanakan pembangunan pertanian, perikanan, dan peternakan. Hal ini diharapkan membuat masyarakat semakin hari semakin maju. Karena ini adalah hal yang sangat dibutuhkan masyarakat Kalbar.
“Ketiga, kita minta kepada tokoh ini untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Kalbar yang tertinggal. Contohnya banyak jalan yang berlubang, air bersih, dan sebagainya. Kita akan membuat konsep-konsep yang bagus agar mereka bisa melaksanakan. Duit dari APBN kita dorong, kita yang memegang badan anggaran. Dan swasta tetap kita bawa ke sini,” janjinya.
Fadel mengatakan perlu membangun koalisi besar bersama PG, seperti pengalamannya baik sebagai calon gubernur, dan saat mengatur beberapa gubernur di beberapa daerah. Dibutuhkan koalisi untuk memperkuat PG ke depan. “Prosesnya bisa seminggu, bisa dua minggu, bisa sebulan. Kita terbuka bagi partai parlemen maupun nonparlemen, silakan bergabung dengan kita,” jelasnya.
Lalu bagaimana dengan wacana one by one yang sudah digemakan dalam Pilkada Kalbar ini? Bagi Golkar, kata Fadel, tidak ada masalah satu lawan satu atau satu lawan lima. Tokoh yang punya potensi dan penilaian masyarakat bagus, silakan calonkan diri.
“Partai-partai silakan menampungnya, tidak pernah dipikirkan Golkar satu lawan-satu. Cornelis juga bagus punya kinerja yang baik memimpin daerah ini. Dan kami juga akan bekerja dengan baik, jadi tidak ada rencana satu lawan satu. Siapa yang rakyat anggap baik, silakan maju,” pungkas Fadel.
Pada acara penyampaian keputusan DPP itu, seluruh pengurus DPD PG se-Kalbar hadir. Begitu juga pimpinan partai koalisi tingkat provinsi yakni PAN, PBR, PKS, dan Partai Hanura. Namun PPP tidak terlihat pada acara tersebut. (jul)
Morkes-Burhanuddin Pasangan Ideal PG
EQUATOR--Teka-teki siapa yang akan maju mengayuh perahu Partai
Golkar ke Pilkada Kalbar 2012 terjawab sudah. H Morkes Effendy SPd MH,
kader internal partai berlogo pohon beringin yang akhirnya dipilih DPP
PG untuk bertarung memperebutkan kursi KB1. Wakil Ketua DPP PG Fadel
Muhammad ditugasi ketua umum untuk menyerahkan surat keputusan
penunjukan tersebut,
Mengapa PG memilih kader internal? Sebagai partai besar dengan struktur organisasi paling mapan di republik ini, tentu saja memiliki kader dan kaderisasi yang sudah mumpuni. Kendati pintu terbuka untuk figur di luar partai, namun akan menjadi gengsi jika memilih orang luar. Dan untuk calon wakil dapat dimaklumi secara politis adalah karena faktor popularitas, elektabilitas, dan tentu saja pendulang suara.
Sebelumnya memang terjadi semacam polemik, lantaran DPD PG tidak meloloskan Mayjen TNI Armyn Angkasa Alianyang ke DPP PG. Namun Morkes atau DPD PG tidak begitu peduli dengan protes kubu Armyn. Semua DPD, DPC, hingga PAC sudah sepakat tenaga dan pikiran hanya untuk menghadapi pilkada.
Dengan demikian, Morkes yang didukung oleh DPC sampai PAC se-Kalbar sudah dipastikan akan mempermudah konsolidasi. Hanya saja, militansi yang dibutuhkan dari semua anggota dan simpatisan agar Morkes bisa bersaing dengan lawan-lawannya. Mesin politik Partai Golkar juga gampang dijalankan jika bahan bakar dan pelumas lancar. Selebihnya, bagaimana Morkes dan pasangannya meyakinkan para konstituen untuk tidak ragu memilihnya.
H Morkes Effendy SPd MH sudah memilih pasangannya: Ir H Burhanuddin A Rasyid. Pilihan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar tentunya punya perhitungan lumayan cermat atas usulan DPD dan DPC. Pilihan DPP PG setidaknya memahami bahwa Morkes bukan orang baru di dunia politik dan birokrasi. Sempat memimpin Ketapang dua periode menjadi modal awalnya untuk terus bergelut menuju puncak eksekutif.
Bagaimana dengan Burhanuddin? Figur sentral pesisir utara Kalbar beberapa tahun lalu itu memang cukup spektakuler ketika meraih suara pemilihnya. Bahkan sampai sekarang masih memiliki pemilih fanatik. Pria kelahiran Tebas, 3 November 1952, itu sudah tidak asing lagi di masyarakat kawasan pantai utara meliputi Sambas, Singkawang, dan Mempawah.
Tidak berlebihan kalau akhirnya PG menentukan pilihan pada pasangan yang memiliki karisma di daerah pemilihan masing-masing. Terlebih, sebagai kader Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga memiliki mesin politik lumayan laju di di pesisir dan pedalaman, akan membantu pasangan tersebut melaju ke pilgub.
Tidak berlebihan jika hari ini publik menilai duet Morkes-Burhanuddin sebagai pasangan ideal. Bagaimanapun kuatnya partai, tentu figur sangat menentukan. Dukungan mesin partai adalah power untuk memenangkan suatu pertarungan. Hanya saja, yang menentukan adalah rakyat sebagai konstituen. *
Mengapa PG memilih kader internal? Sebagai partai besar dengan struktur organisasi paling mapan di republik ini, tentu saja memiliki kader dan kaderisasi yang sudah mumpuni. Kendati pintu terbuka untuk figur di luar partai, namun akan menjadi gengsi jika memilih orang luar. Dan untuk calon wakil dapat dimaklumi secara politis adalah karena faktor popularitas, elektabilitas, dan tentu saja pendulang suara.
Sebelumnya memang terjadi semacam polemik, lantaran DPD PG tidak meloloskan Mayjen TNI Armyn Angkasa Alianyang ke DPP PG. Namun Morkes atau DPD PG tidak begitu peduli dengan protes kubu Armyn. Semua DPD, DPC, hingga PAC sudah sepakat tenaga dan pikiran hanya untuk menghadapi pilkada.
Dengan demikian, Morkes yang didukung oleh DPC sampai PAC se-Kalbar sudah dipastikan akan mempermudah konsolidasi. Hanya saja, militansi yang dibutuhkan dari semua anggota dan simpatisan agar Morkes bisa bersaing dengan lawan-lawannya. Mesin politik Partai Golkar juga gampang dijalankan jika bahan bakar dan pelumas lancar. Selebihnya, bagaimana Morkes dan pasangannya meyakinkan para konstituen untuk tidak ragu memilihnya.
H Morkes Effendy SPd MH sudah memilih pasangannya: Ir H Burhanuddin A Rasyid. Pilihan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar tentunya punya perhitungan lumayan cermat atas usulan DPD dan DPC. Pilihan DPP PG setidaknya memahami bahwa Morkes bukan orang baru di dunia politik dan birokrasi. Sempat memimpin Ketapang dua periode menjadi modal awalnya untuk terus bergelut menuju puncak eksekutif.
Bagaimana dengan Burhanuddin? Figur sentral pesisir utara Kalbar beberapa tahun lalu itu memang cukup spektakuler ketika meraih suara pemilihnya. Bahkan sampai sekarang masih memiliki pemilih fanatik. Pria kelahiran Tebas, 3 November 1952, itu sudah tidak asing lagi di masyarakat kawasan pantai utara meliputi Sambas, Singkawang, dan Mempawah.
Tidak berlebihan kalau akhirnya PG menentukan pilihan pada pasangan yang memiliki karisma di daerah pemilihan masing-masing. Terlebih, sebagai kader Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga memiliki mesin politik lumayan laju di di pesisir dan pedalaman, akan membantu pasangan tersebut melaju ke pilgub.
Tidak berlebihan jika hari ini publik menilai duet Morkes-Burhanuddin sebagai pasangan ideal. Bagaimanapun kuatnya partai, tentu figur sangat menentukan. Dukungan mesin partai adalah power untuk memenangkan suatu pertarungan. Hanya saja, yang menentukan adalah rakyat sebagai konstituen. *
Masyarakat Sambas Dukung Burhan-Morkes ke Pilgub 2012
EQUATOR, SAMBAS--Adat Melayu memanjangkan silaturahmi, dibentangkan dengan
saling berkunjung antara utara dan selatan. Dan ribuan warga pun
menyambut kedatangan Sekjen Lembaga Adat Budaya Melayu Serantau (LAMS)
Kalbar Dato' Sri H Morkes Effendi SPd MH di Sambas, Ahad (8/4).
Morkes yang diiringi tanjidor dan regu pencak silat disambut Ketua
Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Sambas Ir H Burhanuddin A Rasyid,
untuk menuju kediamannya di mana ribuan warga sudah menanti.
“Selamat datang Sekjen LAMS Kalbar Dato' Sri H Morkes Effendi,” ucap Tajilli pembawa acara silaturahmi yang disambut gemuruh tepuk tangan yang hadir.
H Masud Sulaiman selaku ketua panitia mengungkapkan, silaturahmi yang dilaksanakan LAMS, MABM, dan masyarakat Kabupaten Sambas merupakan cerminan budaya Melayu yang harus ditiru.
“Kabupaten Sambas merupakan wadah Melayu Kalbar. Sudah saatnya Melayu Kabupaten Sambas turut ambil bagian menjadi yang terbaik di Kalbar, serta mampu memajukan daerah ini,” sambut Ketua DPRD Sambas itu.
Ini kunjungan balasan Morkes kepada Burhanuddin yang beberapa waktu lalu silaturahmi ke Ketapang. Burhanuddin A Rasyid dalam sambutannya mengungkapkan, MABM merupakan organisasi masyarakat dan bukan organisasi politik. Tetapi dalam politik, kata Burhan, MABM dipersilakan memberikan hak poltiknya.
“Kalau Golkar bisa mencalonkan gubernur, sedangkan MABM hanya mengusulkan saja. Jadi silakan MABM memberikan hak politiknya untuk kemajuan Kalbar. Saya selaku Ketua MABM Kabupaten Sambas dengan ini menyatakan akan maju dalam Pilgub Kalbar 2012,” seru Burhanuddin yang disambut ribuan warga dengan yel-yel “Hidup Burhanuddin!”
Morkes Effendi mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat masyarakat Kabupaten Sambas yang tidak diduga begitu antusias. “Kami datang bukan sembarang datang. Kami datang untuk kemajuan Kalbar mendatang. Di hadapan masyarakat saya juga izin meminta Pak Burhanuddin maju bersama saya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar,” ujar Morkes bersemangat disambut tepuk riuh masyarakat.
Morkes mengajak semua bersatu dan harus bersatu padu untuk perubahan Kalbar. Sekali maju, katanya, pantang kita mundur ke belakang. “Saya berdialog soal pilgub dan akan meminang Pak Burhanuddin bukan baru sekarang. Dua tahun lalu sudah kami bicarakan di Pontianak,” ungkap Morkes.
Mengilas pertemuan dua tahun lalu, Pak Burhan akan saya ambil untuk mendampingi saya. “Dan sekarang saya akan meminta Pak Burhan menjadi wakil saya pada Pilgub Kalbar 2012,” seru Morkes disambut hangat dan tepuk tangan hadirin.
Di akhir acara silaturahmi, MABM Kabupaten Sambas diwakili H Darwis, dari Perguruan Kiber Kalbar diwakili H Rusli serta Pemuda Melayu diwakili Hanafi, menyampaikan pernyataan dukungan penuh kepada Ir H Burhanuddin A Rasyid maju sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Kalbar.
“Kami menyatakan sepakat mendukung Pak Burhan, kami akan memberikan motivasi dan meyakinkan masyarakat memenangkan Burhanuddin,” tegas mereka membacakan rekomendasi dukungan kepada Burhanuddin. (edo)
“Selamat datang Sekjen LAMS Kalbar Dato' Sri H Morkes Effendi,” ucap Tajilli pembawa acara silaturahmi yang disambut gemuruh tepuk tangan yang hadir.
H Masud Sulaiman selaku ketua panitia mengungkapkan, silaturahmi yang dilaksanakan LAMS, MABM, dan masyarakat Kabupaten Sambas merupakan cerminan budaya Melayu yang harus ditiru.
“Kabupaten Sambas merupakan wadah Melayu Kalbar. Sudah saatnya Melayu Kabupaten Sambas turut ambil bagian menjadi yang terbaik di Kalbar, serta mampu memajukan daerah ini,” sambut Ketua DPRD Sambas itu.
Ini kunjungan balasan Morkes kepada Burhanuddin yang beberapa waktu lalu silaturahmi ke Ketapang. Burhanuddin A Rasyid dalam sambutannya mengungkapkan, MABM merupakan organisasi masyarakat dan bukan organisasi politik. Tetapi dalam politik, kata Burhan, MABM dipersilakan memberikan hak poltiknya.
“Kalau Golkar bisa mencalonkan gubernur, sedangkan MABM hanya mengusulkan saja. Jadi silakan MABM memberikan hak politiknya untuk kemajuan Kalbar. Saya selaku Ketua MABM Kabupaten Sambas dengan ini menyatakan akan maju dalam Pilgub Kalbar 2012,” seru Burhanuddin yang disambut ribuan warga dengan yel-yel “Hidup Burhanuddin!”
Morkes Effendi mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat masyarakat Kabupaten Sambas yang tidak diduga begitu antusias. “Kami datang bukan sembarang datang. Kami datang untuk kemajuan Kalbar mendatang. Di hadapan masyarakat saya juga izin meminta Pak Burhanuddin maju bersama saya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar,” ujar Morkes bersemangat disambut tepuk riuh masyarakat.
Morkes mengajak semua bersatu dan harus bersatu padu untuk perubahan Kalbar. Sekali maju, katanya, pantang kita mundur ke belakang. “Saya berdialog soal pilgub dan akan meminang Pak Burhanuddin bukan baru sekarang. Dua tahun lalu sudah kami bicarakan di Pontianak,” ungkap Morkes.
Mengilas pertemuan dua tahun lalu, Pak Burhan akan saya ambil untuk mendampingi saya. “Dan sekarang saya akan meminta Pak Burhan menjadi wakil saya pada Pilgub Kalbar 2012,” seru Morkes disambut hangat dan tepuk tangan hadirin.
Di akhir acara silaturahmi, MABM Kabupaten Sambas diwakili H Darwis, dari Perguruan Kiber Kalbar diwakili H Rusli serta Pemuda Melayu diwakili Hanafi, menyampaikan pernyataan dukungan penuh kepada Ir H Burhanuddin A Rasyid maju sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Kalbar.
“Kami menyatakan sepakat mendukung Pak Burhan, kami akan memberikan motivasi dan meyakinkan masyarakat memenangkan Burhanuddin,” tegas mereka membacakan rekomendasi dukungan kepada Burhanuddin. (edo)
Burhan Yakin Meraup Suara dari Pantai Kalbar
EQUATOR, PONTIANAK--Kendati masih sebatas lamar-melamar antara Morkes Effendi
dengan Burhanuddin A Rasyid, namun masyarakat Kabupaten Sambas telah
merestui mantan bupatinya maju ke Pilgub Kalbar 2012.
Burhanuddin optimis meraup dukungan suara di daerahnya dan menang
dengan dukungan besar dari masyarakat kawasan pantai. “Saya sudah tahu
benar hati masyarakat Sambas. Itu sudah saya buktikan saat pemilihan
bupati 2006 lalu,” ungkap Burhanuddin, Ahad (8/4) lalu.
Sepertinya Bang De, begitu dia biasa disapa, yakin dirinya merupakan satu-satunya calon dari Sambas. “Saat pemilihan bupati dulu, saya pemecah rekor di Indonesia. Jumlah perolehan suara saya hampir 75 persen, yakni 74,48 persen. Insya Allah 80 persen suara Sambas ini mendukung saya,” kata mantan Bupati Sambas dua periode ini.
Kendati suara Sambas tidak cukup untuk memenangkan provinsi, Burhanuddin tidak khawatir. Berdasarkan hasil survei, perolehan suaranya menyebar di Bumi Khatulistiwa ini.
“Survei suara saya menyebar di Kalbar. Saya juga sudah banyak mendapat sinyal-sinyal dari masyarakat pantai. Terutama dari pantai Bengkayang, pantai Mempawah, Kubu Raya, dan Pontianak. Perlu diingat, orang Sambas menyebar se-Kalbar, di Kapuas Hulu saja ada 2.000 lebih. Kesetiaan kami sangat tinggi,” tegas dia.
Saat silaturahmi dengan Sekjen Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS) itu, Burhan juga dengan tegas menyatakan keinginannya untuk satu paket dengan Morkes Effendi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kalbar ini.
“Saya berpasangan dengan Pak Morkes. Karena saya orang PAN, optimis bisa mendapat restu dari PAN. Tapi kami dengan Pak Morkes ibarat orang masih tunangan. Tukar cincin dan mudah-mudahan bisa ke jenjang pernikahan. Artinya kita tunggu keputusan partai. Mudah-mudahan partai setuju kami berpasangan,” harap Burhan.
Bagaimana dengan partai koalisi yakni PPP, PAN, PKS, PBR, dan Partai Hanura yang sudah dilobi Partai Golkar? Dia mengatakan, sebagai kader PAN dan di dalam koalisi tersebut ada partainya, maka sudah menjadi kewajibannya untuk ikut melobi dengan harapan bisa menyatukan kekuatan besar menuju KB 1.
“Siapa pun sekarang, beberapa kandidat memang sedang melakukan pendekatan dengan partai koalisi. Termasuk saya juga melobi, terutama PAN yang masuk dalam koalisi itu, mudah-mudahan teman-teman koalisi bisa bersatu mendukung kami. Untuk PAN dan PPP di daerah-daerah juga sudah saya dekati,” ungkap Burhan.
Tanggapan partai koalisi, sambungnya, masih normatif karena tidak berani mendahului DPP. “Kita tunggu saja keputusan masing-masing DPP nanti ke mana,” tambah Burhan
Isu yang menyebutkan pasangannya itu sakit dan bukan orang Melayu juga dibantah Burhan di hadapan ribuan masyarakat Sambas yang memenuhi kediamannya, tempat acara berlangsung.
“Kita juga ingin memberitahukan kepada masyarakat bahwa Morkes tokoh Melayu. Ada informasi yang menyesatkan bahwa Pak Morkes itu sakit, lumpuh, tidak bisa bergerak, dan macam-macam. Itu isu yang tidak benar,” tegasnya. (jul)
Sepertinya Bang De, begitu dia biasa disapa, yakin dirinya merupakan satu-satunya calon dari Sambas. “Saat pemilihan bupati dulu, saya pemecah rekor di Indonesia. Jumlah perolehan suara saya hampir 75 persen, yakni 74,48 persen. Insya Allah 80 persen suara Sambas ini mendukung saya,” kata mantan Bupati Sambas dua periode ini.
Kendati suara Sambas tidak cukup untuk memenangkan provinsi, Burhanuddin tidak khawatir. Berdasarkan hasil survei, perolehan suaranya menyebar di Bumi Khatulistiwa ini.
“Survei suara saya menyebar di Kalbar. Saya juga sudah banyak mendapat sinyal-sinyal dari masyarakat pantai. Terutama dari pantai Bengkayang, pantai Mempawah, Kubu Raya, dan Pontianak. Perlu diingat, orang Sambas menyebar se-Kalbar, di Kapuas Hulu saja ada 2.000 lebih. Kesetiaan kami sangat tinggi,” tegas dia.
Saat silaturahmi dengan Sekjen Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS) itu, Burhan juga dengan tegas menyatakan keinginannya untuk satu paket dengan Morkes Effendi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kalbar ini.
“Saya berpasangan dengan Pak Morkes. Karena saya orang PAN, optimis bisa mendapat restu dari PAN. Tapi kami dengan Pak Morkes ibarat orang masih tunangan. Tukar cincin dan mudah-mudahan bisa ke jenjang pernikahan. Artinya kita tunggu keputusan partai. Mudah-mudahan partai setuju kami berpasangan,” harap Burhan.
Bagaimana dengan partai koalisi yakni PPP, PAN, PKS, PBR, dan Partai Hanura yang sudah dilobi Partai Golkar? Dia mengatakan, sebagai kader PAN dan di dalam koalisi tersebut ada partainya, maka sudah menjadi kewajibannya untuk ikut melobi dengan harapan bisa menyatukan kekuatan besar menuju KB 1.
“Siapa pun sekarang, beberapa kandidat memang sedang melakukan pendekatan dengan partai koalisi. Termasuk saya juga melobi, terutama PAN yang masuk dalam koalisi itu, mudah-mudahan teman-teman koalisi bisa bersatu mendukung kami. Untuk PAN dan PPP di daerah-daerah juga sudah saya dekati,” ungkap Burhan.
Tanggapan partai koalisi, sambungnya, masih normatif karena tidak berani mendahului DPP. “Kita tunggu saja keputusan masing-masing DPP nanti ke mana,” tambah Burhan
Isu yang menyebutkan pasangannya itu sakit dan bukan orang Melayu juga dibantah Burhan di hadapan ribuan masyarakat Sambas yang memenuhi kediamannya, tempat acara berlangsung.
“Kita juga ingin memberitahukan kepada masyarakat bahwa Morkes tokoh Melayu. Ada informasi yang menyesatkan bahwa Pak Morkes itu sakit, lumpuh, tidak bisa bergerak, dan macam-macam. Itu isu yang tidak benar,” tegasnya. (jul)
Morkes Pastikan Gandeng Burhanuddin
Pontianak–Morkes Effendi telah memantapkan hati memilih berpasangan
dengan Burhanuddin A Rasyid dalam perhelatan Pilgub Kalbar 2012.
Keduanya sama-sama sudah menyatakannya di berbagai kesempatan.
“Arahnya sudah pasti ke sana. Bahkan orang awam pun sebagian sudah
mengopinikan begitu. Tetapi kembali lagi, ini kan domainnya partai. Jadi
kita tidak bisa mengkomplain seratus persen,” ungkap Morkes kepada
Equator, Sabtu (7/4).
Morkes menegaskan itu saat pengembalian formulir pendaftaran ke DPW PPP bersama dengan Burhanuddin A Rasyid. Menurutnya, Burhanuddin itu orangnya berkualitas dan mantan Bupati Sambas dua periode. Selain itu juga Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sambas. Sementara Morkes juga sebagai Ketua MABM Kabupaten Ketapang dan mantan Bupati Ketapang dua periode.
“Kami ini kan mantan-mantan bupati, pasti ada persamaan persepsi. Bupati kurang lebih gubernur. Gubernur di tingkat provinsi dan bupati di tingkat kabupaten. Saya pikir kita sama-sama memperjuangkan kesejahteraan masyarakat,” tutur Morkes.
Menghormati mekanisme partai, Morkes optimis mendapatkan dukungan PAN maupun PPP. Memang harus mengikuti mekanisme dan otoritas partai yang bersangkutan. Sejauh ini lobi politik sudah dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari partai yang melakukan koalisi.
“Politik memang proses lobi. Orang Amerika saja bermusuhan dengan Alqaida tetap ada lobi. Baik secara terang-terangan maupun rahasia,” papar Morkes yang sudah mendaftar di tiga partai termasuk Golkar.
Cagub yang mengusung visi Bangkit Melawan ini memaparkan ada tiga yang harus dilawan. Pertama, kemiskinan yang harus dilawan. Karena kemiskinan mendekatkan orang dengan kekufuran. Kedua, kebodohan. Kalau orang Kalbar dibodohi pasti sering mendapatkan ketidakadilan. Ketiga, korupsi. Korupsi harus dilawan kalau tidak maka akan terpuruk.
“Dari tiga itu bisa mengangkat kejayaan dan kesejahteraan masyarakat di Kalbar. Oleh karena itu kita harus melawan ketiga itu. Sesuai dengan visi saya, Bangkit Melawan,” tegas Morkes yang juga Sekjen LAMS ini.
Burhanuddin juga memastikan akan berpasangan dengan Morkes. Salah satunya dengan mengadakan acara silaturahmi bersama Morkes Effendi dengan 1.500 masyarakat Sambas pada hari ini.
“Ini untuk menyatukan persepsi, sekaligus menjawab isu-isu yang berkembang selama ini. Besok, (Minggu, 8/4, red) kita mengadakan silaturahmi Datok Morkes Effendi sebagai Sekjen LAMS bersama pengurus MABM dan masyarakat Sambas. Kami ini ibaratnya sudah bertunangan, tinggal direstui oleh orang tua,” ungkap Burhanuddin.
Menurutnya, selama ini mesin politik terkuat dan tidak terkalahkan adalah Partai Golkar. Semoga langkah ini jalannya lancar. Sekarang hanya meyakinkan DPP saja. “Saya yakin Golkar sangat memegang kadernya. Insya Allah secepatnya akan dilakukan deklarasi supaya rakyat tidak bertanya lagi,” tegas Burhanuddin. (kie)
Morkes menegaskan itu saat pengembalian formulir pendaftaran ke DPW PPP bersama dengan Burhanuddin A Rasyid. Menurutnya, Burhanuddin itu orangnya berkualitas dan mantan Bupati Sambas dua periode. Selain itu juga Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sambas. Sementara Morkes juga sebagai Ketua MABM Kabupaten Ketapang dan mantan Bupati Ketapang dua periode.
“Kami ini kan mantan-mantan bupati, pasti ada persamaan persepsi. Bupati kurang lebih gubernur. Gubernur di tingkat provinsi dan bupati di tingkat kabupaten. Saya pikir kita sama-sama memperjuangkan kesejahteraan masyarakat,” tutur Morkes.
Menghormati mekanisme partai, Morkes optimis mendapatkan dukungan PAN maupun PPP. Memang harus mengikuti mekanisme dan otoritas partai yang bersangkutan. Sejauh ini lobi politik sudah dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari partai yang melakukan koalisi.
“Politik memang proses lobi. Orang Amerika saja bermusuhan dengan Alqaida tetap ada lobi. Baik secara terang-terangan maupun rahasia,” papar Morkes yang sudah mendaftar di tiga partai termasuk Golkar.
Cagub yang mengusung visi Bangkit Melawan ini memaparkan ada tiga yang harus dilawan. Pertama, kemiskinan yang harus dilawan. Karena kemiskinan mendekatkan orang dengan kekufuran. Kedua, kebodohan. Kalau orang Kalbar dibodohi pasti sering mendapatkan ketidakadilan. Ketiga, korupsi. Korupsi harus dilawan kalau tidak maka akan terpuruk.
“Dari tiga itu bisa mengangkat kejayaan dan kesejahteraan masyarakat di Kalbar. Oleh karena itu kita harus melawan ketiga itu. Sesuai dengan visi saya, Bangkit Melawan,” tegas Morkes yang juga Sekjen LAMS ini.
Burhanuddin juga memastikan akan berpasangan dengan Morkes. Salah satunya dengan mengadakan acara silaturahmi bersama Morkes Effendi dengan 1.500 masyarakat Sambas pada hari ini.
“Ini untuk menyatukan persepsi, sekaligus menjawab isu-isu yang berkembang selama ini. Besok, (Minggu, 8/4, red) kita mengadakan silaturahmi Datok Morkes Effendi sebagai Sekjen LAMS bersama pengurus MABM dan masyarakat Sambas. Kami ini ibaratnya sudah bertunangan, tinggal direstui oleh orang tua,” ungkap Burhanuddin.
Menurutnya, selama ini mesin politik terkuat dan tidak terkalahkan adalah Partai Golkar. Semoga langkah ini jalannya lancar. Sekarang hanya meyakinkan DPP saja. “Saya yakin Golkar sangat memegang kadernya. Insya Allah secepatnya akan dilakukan deklarasi supaya rakyat tidak bertanya lagi,” tegas Burhanuddin. (kie)
Langganan:
Postingan (Atom)